Ramadhani
Peran Strategis SDM Dalam Menghadapi Persaingan
Global
Globalisasi dan SDM
Implikasi
globalisasi pada manajemen sumber daya manusia tampaknya masih kurang
diperhatikan secara proporsional karena tolok ukur keefektifaannya kurang
memiliki keterkaitan langsung dengan strategi bisnis. Fakta menunjukkan bahwa
peranan manusia dalam menunjang pengimplentasian satu strategi perusahaan, SBU
(Strategic Business Unit) maupun fungsional sangat penting dan menentukan.
Pada
pelaku bisnis harus pula mampu mengintegrasikan semua dimensi lingkungan hidup
sebab masyarakat akan “menuntut” tanggung jawab perusahaan akan lingkungan
tersebut. Capra (1997) mengemukakan bahwa pergeseran paradigma mekanistik ke
paradigma holistic akan terus berjalan dengan sendirinya. Stakeholder akan jauh beragam yang antara lain berdiri dari
pemegang saham, karwayan, keluarga, pemasok, pelanggan, komunitas, pemerintah,
ekosistem. Optimalisasi bukan merupakan penekanan utama karena banyak faktor
lain seperti misalnya SDM dan ikut menentukan kelangsungan hidup perusahaan.
Berbagai isu antara lain hak paten,royalti,ecolabelling,etika berbisnis,upah
minimum pekerja,tuntutan pelanggan. Dengan perkataan lain, pelaku bisnis harus
tanggap menghadapi berbagai isu tersebut dengan bijaksana. Selain itu,
flexibility dan continuous learning merupakan karakteristik yang sangat penting
dan sudah perlu dipertimbangkan oleh pelaku bisnis untuk menjawab tantangan
perdangangan bebas yang semakin kompetitif. Mendapatkan calon karyawan yang
berkualitas dan professional di Indonesia tidak terlalu mudah. Kenyataan
menunjukkan bahwa lebih dari seratus ribu lowongan pekerjaan di Indonesia tidak
terisi. Hal tersebut disebabkan antara lain karena ketidaksesuaian antara job
requirements dengan kompetensi calon. Sumber daya manusia merupakan penggerak
roda pembangunan. Jumlah dan komposisinya harus terus berubah berkaitan dengan
proses demografi.
Strategi
sumber daya manusia
Strategi
sumber daya manusia berkaitan dengan misi, visi, strategi perusahaan, SBU
(strategy Business Unit) dan juga stategi fungsional. Penentuan strategi sumber
daya manusia perlu memperhatikan dan mempertimbangkan misi, visi, serta
strategi korporat, serta perlu dirumuskan,secara logis, jelas dan aplikabel.
Strategi SDM berkaitan antara lain dengan pembentukan suatu budaya perusahaan
yang tepat, perencanaan SDM, mengaudit SDM baik dari segi kuantitatif maupun
kualitatif, serta mencakup pula aktivitas SDM seperti pengadaan SDM (dari
rekrutmen sampai pada seleksi), orientasi, pemeliharaan pelatiahn dan
pengembangan SDM, penilaian SDM. Dalam menentukan strategi SDM, faktor-faktor
eksternal perlu dipertimbangkan mengacu pada future trends and needs, demand and supply, peraturan pemerintah,
kebutuhan manusia pada umumnya dan karywan pada khususnya, potensi pesaing,
perubahan-perubahan sosial, demogradis, budaya maupun nilai-nilai, teknologi.
Kecenderungan perubahan lingkungan akan mempengaruhi perubahan strategi
perusahaan yang juga berarti bahwa strategi SDM pun perlu dipertimbangkan
ulang, dankemungkinan besar perlu disesuaikan.
Perusahaan
harus memilih strategi bisnis yang tepat supaya mampu memanfaatkan peluang
bisnis dan mengantisipasi kendala-kendala yang terjadi sebagai dampak dari
perubahan lingkungan yang cepat.
Evaluasi
SDM perlu dipertimbangkan empat faktor sebagai berikut :
- Tingkat
strategis, antara lain misi, visi dan sasaran organisasi.
- Faktor
Internal SDM, antara lain : aset SDM, kualifikasi SDM, asktivitas SDM :
pengadaan, pemeliharaan, pelatihan dan pengembangan, serta
kebijakan-kebijakan SDM.
- Faktor-faktor
eksternal, antara lain demografis, perubahan social, budaya, teknologi,
politik, peraturan pemerintah, pasar tenaga kerja dan isu internasional
(ex: HAM dan ekologi)
- Faktor
organisasi antara lain struktur, strategi perusahaan, budaya perusahaan,
dan strategi SDM.
Pertimbangan
Konseptual dalam Memilih Strategi SDM
Karakteristik
bisni abad 21 yang seolah-olah dunia semkain tanpa batas akan ditandai dengan
perdagangan dunia yang kompetitif, tuntutan pelanggan semakin tinggi, hak
paten, faktor lingkungan, product life
cycle semakin pendek, inovasi produk cenderung meningkat. Isu-isu yang
berkaitan dengan karakteristik tersebut bahkan tak jarang menjadi topic-topik
yang menarik dan kadang kontraversial di media massa, misalnnya ecolabelling, ekosistem, ISO 9000, ISO
14000, AFTA, dll.
Perusahaan
perlu tanggap dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif yang tidak
saja dari Indonesia, tetapi juga dari luar Indonesia. Lingkungan yang
kompetitif dan turbulen ini menuntut struktur organisasi yang fleksibel yang
didukung oleh nila-nilai professional yang berorientasi pada keefektifan
organisasi. Organisasi yang belajar (learning
organization) merupakan salah satu pendekatan yang tepat dalam
mengembangkan sumber daya manusia untuk mengantisipasi masa depan. Learning organization membahas lima
komponen dasar sebagai berikut :
®
Personal
mastery membahas penguasaan terpadu dan tuntas
suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu.
®
Mental
model memberi dorongan yang kuat terhadap
tindakan karyawan. Trust adalah kunci
seseorang dalam membangun organisasi pembelajar. Komponen ini memberikan suatu
arah cara bertindak.
®
Shared
vision merupakan suatu kekuatan atau dorongan
agar karyawan secara bersama-sama komit dan mau belajar secara terus menerus.
®
Team
learning merupakan proses pengembangan individu
melalui kelompok kerja dengan cara dialog dan diskusi.
®
System
thinking merupakan komponen yang menyatukan datu
komponen dengan komponen lain membentuk satu kesatuan yang bermakna.
Aktivitas
SDM dalam Menghadapi Bisnis “Global”
Dengan
mengacuh karakteristik bisnis masa depan (globalisasi), serta masalah-masalah
SDM yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, maka perlu
dirumuskan dengan diimplementasikan strategi SDM yang tepat dengan
mempertimbangkan aktivitas-aktivitas manajemen antara lain sebgai berikut :
- Prediksi
SDM perlu dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif melalui penelitian
SDM.
- Rekrutmen
dan seleksi harus mendasar pada faktor kemampuan, kepribadian yang
positif, bermotivasi tinggi, nilai-nilai yang menunjang misi, visi serta
strategi masa depan, misalnya kreatifitas, kemampuan berubah cepat,
potensi berkembang, serta berkemampuan dan kemauan belajar terus menerus.
- Orientasi
atau induction perlu dilakukan
dengan mendasar pada budaya perusahaan.
- Pelatihan
serta pengambangan perlu mengacu pada kompeten, motivasi dan nilai-nilai
yang diharapkan serta hasilnya harus dapat diukur.
- Pemeliharaan
perlu dilakukan dengan memperhatikan hak dan kewajiban karyawan secara
seksama.
- Penilaian
prestasi perlu benar-benar menilai prestasi karyawan secara tepat dan
berorientasi pada pada pengembangan karyawan.
- Penanaman
nilai yang menekankan pada paradigm learning
organization, dan budaya organisasi yang berorientasi pada
profesionalisme.
- Memperhatikan
faktor-faktor eksternal strategi perusahaan yang berorientasi global,
lingkungan bisnis dan lain-lain.
- Jalur
karir karyawan perlu direncakan dengan seksama dan secara transparan
dikomunikasikan.
- Struktur
organisasi seyogyanya cenderung ramping dan fleksibel dan mendorong
komunikasi lateral dan empowerment.